Para peserta terlihat sangat antusias dalam berdiskusi ketika berjalannya kajian (Foto: Suvi & Farhan)

BANTENOLOGI, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Strategi ketahanan pangan berdasarkan kearifan lokal sudah ada sejak masa lampau bahkan jejaknya tertulis di dalam naskah Kayfiyat Tetanen sekitar 73 tahun lalu. Naskah ini secara turun-temurun dirawat sehingga kandungan keilmuan yang tertuang di dalamnya terjaga sampai saat ini. Naskah Kayfiyat Tetanen merupakan salahsatu warisan budaya yang menjadi bagian penting dari kearfian lokal.

Wakil dekan II Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN SMH Banten, Eva Syarifah Wardah sekaligus pemateri dalam kajian Jumatan yang dilaksanakan oleh Bantenologi pada Jumat 3 Maret 2023. Eva memaparkan terkait kandungan naskah yang memuat tentang strategi ketahanan pangan berbasis kearifan l0kal.

Menurutnya, strategi ketahanan pangan pada masa lampau melibatkan praktik sosial yang membantu memperkuat ketahanan pangan, seperti gotong royong dalam proses produksi dan distribusi pangan, serta adanya sistem tukar menukar pangan yang dilakukan secara lokal.

Ketahanan pangan berbasis kearifan lokal ini memiliki potensi besar untuk diadopsi kembali secara modern.  Eva menyatakan praktik tradisional seringkali terabaiikan dan diabaikan, padahal hal tersebut dapat memberikan solusi terhadap tantangan ketahanan pangan yang dihadapi saat ini.

Dalam diskusi tersebut, para peserta juga menyampaikan pandangan mereka tentang pengembangan strategi ketahanan pangan berbasis kearifan lokal, terutama di masa modernisasi. Dia berharap kajian ini dapat menjadi inspirasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kearifan lokal dan pentingnya melestarikannya untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.

“Semoga kajian ini bisa memberikan inspirasi dan pemahaman tentang pentingnya melestarikan produk masa lampu untuk menjadi bahan informasi, penelitian dan kajian di masa depan,” terangnya.

Eva mengaku, pengumpulan naskah dilakukan dengan cara inventarisasi dan studi lapangan yang dilakukan bersama timnya. Melalui penelitian itu, Eva bersama tim menemukan bahwa strategi ketahanan pangan pada masa lampau sangat mengandalkan kearifan lokal masyarakat, seperti pengetahuan tentang tanaman yang dapat tumbuh di lingkungan sekitar, teknik pertanian yang ramah lingkungan, dan cara pengolahan pangan yang dapat meningkatkan daya tahan makanan. Diskusi yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh Rohman selaku Direktur Bantenologi, Ade Jaya Suryani (Ketua LPM UIN SMH Banten, Yanwar Pribadi  dosen UIII, Aris Muzhiat dan para peserta lainnya. (Frhn/Suvi)